Paroki Girisonta mencanangkan Program Lima Pilar untuk menjawab tanda-tanda zaman. Hal itu diuangkapkan Romo A. Danang Bramasti, SJ dalam misa perayaan 78 tahun Paroki Girisonta, Minggu 14 November 2010, di gereja Santo Stanislaus - Girisonta, Keuskupan Agung Semarang.
Berikut ini kutipan dari pernyataan / sambutan Romo A. Danang Bramasti, SJ seperti yang dimuat dalam buku panduan misa 78 tahun Paroki Girisonta tersebut.
"Melayani Tuhan dengan Melayani Sesama dan Lingkungan Hidup"
(Sebuah Usaha untuk Berbagi Berkat)
Saudara-saudari yg terkasih dalam Kristus, berkah dalem.
Paroki St. Stanislaus Girisonta memasuki usia ke 78. Sebuah usia yg sarat dengan pengalaman. Banyak peristiwa telah dilalui oleh paroki ini baik suka maupun duka. Semua itu merupakan bekal untuk mendewasakan iman umat Girisonta.
Dalam kedewasaan iman ini, marilah kita melihat beberapa hal yg merupakan tanda-tanda zaman untuk kita cermati bersama.
Saat ini hal yg paling nyata dihadapi umat adalah soal pengangguran. Ribuan orang mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di wilayah Paroki Girisonta ini. Hal ini tentu berdampak besar pada kehidupan umat kita. Kesulitan ekonomi punya dampak besar pada kehidupan keluarga-keluarga di Girisonta ini.
Selain pengangguran, gagal panen juga melanda wilayah ini. Hama tikus adalah penyebab terbesar kegagalan ini. Selain gagal panen, areal persawahan pun semakin menyempit. Ratusan hektar lahan sawah berubah menjadi pabrik. Bidang pertanian nampaknya gagal menopang perekonomian warga.
Dampak dari dua peristiwa itu adalah soal pendidikan. Keluarga-keluarga banyak yg kesulitan membiayai anak-anaknya untuk sekolah. Selain itu banyak anak yg sebenarnya punya potensi dalam bidang pendidikan tidak dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi karena ketiadaan biaya.
Dampak yg tidak kalah penting adalag soal lingkungan hidup. Selain mengurangi lahan hijau sebagai resapan air, puluhan pabrik yg ada di daerah ini punya potensi besar mencemari lingkungan. Pencemaran lingkungan mengancam daerah ini.
Kesehatan juga menjadi hal yg perlu diperhatikan. Para buruh seringkali bekerja dari pagi hingga malam dan tentu mengganggu kesehatan mereka. Ketiadaan uang membuat kesehatan menjadi terabaikan.
Satu hal yang mungkin luput dari perhatian adalah soal panggilan menjadi biarawan-biarawati. Selama 78 tahun paroki ini berdiri, tercatat ada 24 putra-putri Girisonta yg menjadi biarawan-biarawati. Berapapun itu, tentukita syukuri, namun kita perlu menggalakkan promosi panggilan agar lebih banyak lagi yg terpanggil.
Berdasarkan pada lima tanda-tanda zaman itu, maka saya sebagai pastor kepala paroki mencanangkan program yg kami sebut dengan lima pilar yaitu:
“Pengembangan Sosial Ekonomi, Pendidikan, Kesehatan, Lingkungan Hidup, dan Promosi Panggilan”.
Pilar-pilar ini diharapkan menjadi acuan dalam setiap kegiatan di paroki. Apapun kegiatn di lingkungan, wilayah, ataupun paroki, hendaknya mengambil minimal satu pilar tersebut untuk menjadi fokus kegiatan. Seperti perayaan hari paroki tahun ini, bahkan mengambil semua pilar untuk dikembangkan. Sungguh hal yang membahagiakan.
Semoga dengan perayaan ini kita semua disadarkan bahwa, ada banyak hal atau keprihatinan yang bisa kita tangani. Kunci dari semua ini adalah kerelaan untuk melayani Tuhan melalui pelayanan terhadap sesama dan lingkungan hidup kita.
Akhir kata, saya mengucapkan selamat hari paroki. Semoga umat Girisonta bahagia dan sejahtera. Tuhan memberkati.
Salam,