"Selamat Datang di Blog K3A - Keluarga Karyawan Katholik PT. Apac Inti Corpora, Semarang - Jawa Tengah, Indonesia.... St. Stanislaus: "Ad Maiora Natus Sum. Aku Dilahirkan untuk Hal yg Lebih Besar" ...Blog ini didukung oleh MUTU PRIMA CONSULTING Konsultan ISO 9001 - Konsultan ISO 14001 - Konsultan System Manajemen Energy........."ORA ET LABORA"........ Yohanes 14:6 - Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran serta hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.........."BERKAH DALEM"......... "TUHAN MEMBERKATI KITA SEMUA"

Thursday, September 30, 2010

Ekaristi Pesta Emas Pak Ramelan HP bersama Kardinal Darmaatmaja, SJ

“Suwe ora jamu, jamu godhong klueh. Suwe ora ketemu, barang ketemu rambute wis puteh kabeh” demikian cuplikan pantun yang disampaikan oleh Kardinal Darmaatmaja SJ saat membuka homilinya dalam Perayaan Ekaristi Syukur 50 tahun Penerimaan Sakramen Perkawinan (Pesta Emas) Aloysius Ramelan Hadi Purwanto dengan Maria Bernadetha Sarini, Senin 13 September 2010 di Lingkungan Ignasius Glodogan. Tak pelak pantun tadi disambut senyuman sekitar 150 umat Katolik yang hadir dalam misa tersebut. Misa itu sendiri dipimpin oleh Kardinal Darmaatmadja, SJ didampingi Magister Novisiat Girisonta, Romo Leo Agung Sardi SJ dan Pastor Paroki Girisonta Romo Antonius Padua Danang Bramasthi SJ.

Dalam kotbahnya, Romo Kardinal Darmaatmadja menekankan pada semangat untuk setia mencintai pasangan seperti yang dicontohkan oleh pasutri Ramelan dan Sarini. Betapa waktu 50 tahun adalah waktu yang tidak sebentar untuk membangun sebuah rumah tangga. “Jadi jika diantara Bapak atau Ibu yang saat ini sedang “diuji” hubungan suami istri, contohlah pasutri ini” tambah mantan Uskup Agung Jakarta ini. “Namun yang paling penting dalam membina keluarga sebagai orang Katolik, letakkanlah Yesus sebagai dasarnya” tambahnya.  

Al. Ramelan Hadi Purwanto atau sering dipanggil Mbah Guru, merupakan baptisan pertama di Wilayah Maria Assumpta Glodogan pada tanggal 17 April 1954 oleh Romo Leo Van Workens. SJ, dengan Nomor Induk I/197/236. Sedangkan Istrinya juga sebagai baptisan perempuan pertama juga di Wilayah Maria Assumpta, pada tanggal 5 April 1958 oleh Romo Y Stommesang. SJ, dengan Nomor Induk I/207/349. 

Mantan Kepala Sekolah Dasar (SD) Kanisius HarjosariGlodogan ini dilahirkan pada hari Rabu legi, tanggal 25 Agustus 1939 pasangan Paulus Sutarja dan Maria Nailah. Istrinya  Maria Bernadetha Sarini di lahirkan pada hari Senin Wage, tanggal 18 Agustus 1945 (sehari setelah Hari Kemerdekaan RI) pasangan dari Yosef Wongsodikromo dan Maria Mukisah. 

Perayaan pesta emas pernikahan ini terasa istimewa, karena berbarengan dengan Hari Raya Idul Fitri 1431 H. Adapun tujuan dari perayaan itu adalah untuk menyukuri karunia Tuhan atas berkat dan pendampingan-Nya sehingga biduk rumah tangga salah satu tokoh Katolik di Glodogan masih tetap bertahan sampai saat ini. “Kuncinya adalah Kasih Kristus, maka tema Misa syukur ini adalah “Kasih Kristus adalah dasar hidup suami istri” kata kakek 13 cucu ini.

Pasutri ini menerimakan Sakramen Perkawinan dari Romo H. Haripramata, SJ pada tanggal 2 Oktober 1960 dengan saksi I Y.B Tjokrodihardjo dan saksi II Y. Berchmans Wahana. Dalam mengarungi bahtera rumah tangga, pasutri ini dikaruniai 4 anak kandung dan 1 anak angkat sebagai anak sulung. Dan kelima anak mereka telah berumah tangga dan bekerja di berbagai bidang, ada yang menjadi PNS, Pemilik Tour & Travel di Denpasar, Wiraswasta, pegawai swasta sampai pemilik Franchise Klub Ade Rai.
Sebagai seorang baptisan pertama di Glodogan, tanpa disadari hal ini merupakan sebuah tugas perutusan dari gereja untuk ikut menyebarkan Injil di tengah masyarakat yang waktu itu masih banyak yang menganut aliran kepercayaan. Mbah Guru sadar akan konsekuensi itu, maka sepanjang kurun waktu 43 tahun berkecimpung dalam kegiatan gereja banyak tugas dan tanggung jawab yang telah diembannya, mulai dari Ketua Lingkungan, Ketua Wilayah, Katekis sampai menjadi Prodiakon.
“Bukannya tidak mau diganti, namun saat itu belum ada umat yang mau mengganti. Namun saya bersyukur, dengan beriringnya waktu kesadaran umat mulai terbentuk sehingga saat ini mulai muncul wajah-wajah baru dan muda yang aktif di Gereja Maria Assumpta” tambah penggerak Kelompok Pelayanan Kasih Bunda Maria wilayah Glodogan ini.  

Berikut ini aktifitas Mbah Guru selama aktif di Wilayah Glodogan:
Tahun 1958  -  1961, membantu Rama Y. Stormmesand, SJ.
Tahun 1961  -  1964, membantu Rama B. Sumarno, SJ.
Tahun 1964  -  1967, membantu Rama A. Sontobudoyo, SJ.
Tahun 1967  -  1971, membantu Rama C. Martawerdaja, SJ
Tahun 1971  -  1973, membantu Rama J. Darmaatmadja, SJ (sebelum jadi uskup)
Tahun 1973  -  1977, membantu Rama L. Dibyawiyata, SJ
Tahun 1977  -  1980, membantu Rama V. Soekasoemarta, SJ
Tahun 1980  -  1990, membantu Rama L. Van Woerkens, SJ
Tahun 1990  -  1998, membantu Rama J. Waskito, SJ
Tahun 1998  -  2001, membantu Rama B. Herman Tjahja, SJ.

K3A mengucapkan: "PROFICIAT. BERKAH DALEM."
(louis)
Baca Selengkapnya...

Blog ini didukung oleh:


Foto Kenangan Ziarah K3A th 90-an. "Betapa indahnya jika kita bisa berkumpul kembali, bersaudara dan berbagi".